06.21
Pendokumentasian Keperawatan dengan Menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
Globalisasi yang terjadi akhir- akhir ini menyebabkan perkembangan dunia teknologi dan informasi bergerak sangat cepat. Dunia kesehatan juga tidak luput dari perkembangan teknologi dan informasi tersebut. Selain itu, masyarakat juga semakin mengerti dan menuntut pelayanan yang profesional serta bermutu dari tenaga kesehatan.
Perawat sebagai salah satu aktor yang memiliki peranan besar dalam pelayanan kesehatan, mempunyai peran penting dalam perkembangan pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatan, perawat harus melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan. Standar asuhan keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi serta dokumentasinya. Selain itu, luasnya lingkup tanggung jawab keperawatan dan kehadiran perawat secara kontinu mendampingi pasien, menempatkan keperawatan pada posisi sentral bagi layanan kesehatan dan pusat informasi pasien, sehingga membangkitkan perkembangan informatika keperawatan yang dapat menginformasikan perkembangan aplikasi multidisiplin terintegrasi bagi pelayanan pasien dan diperlukannya sistem informasi manajemen keperawatan.
Informatika keperawatan adalah upaya ilmiah multidisiplin untuk analisis, formalisasi, dan pemodelan cara perawat mengumpulkan dan mengelola data, memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan berbasis-pengetahuan dan inferensi bagi perawatan pasien, serta menggunakan pengetahuan empirik dan berdasarkan pengalaman ini untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas praktek profesional mereka (Goossen, 1996). Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999).
Menurut Kozier.E. (1990), pendokumentasian keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. Selain itu, dokumentasi keperawatan dapat menjadi bukti tentang tindakan yang telah dilakukan perawat pada pasien. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, dokumentasi keperawatan di beberapa rumah sakit di Indonesia masih mengalami beberapa hambatan karena pada umumnya masih menggunakan dokumentasi tertulis.
Dokumentasi tertulis ini memiliki beberapa kelemahan yaitu sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.( Hariyati, RT, 1999)
Dengan berbagai kelemahan dokumentasi tertulis seperti yang telah disebutkan diatas, pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan Sistem Informasi Keperawatan perlu diterapkan. Karena dapat membantu perawat dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih efektif, mudah, cepat dan data dapat tersimpan dengan aman dibandingkan dengan menggunakan dokumentasi tertulis. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya kemungkinan terburuk seperti kebakaran. Dokumentasi keperawatan tersebut ada back up datanya karena data tersebut dapat kita simpan di berbagai media seperti CD ROM, Flash disk, ataupun hard disk yang dapat disimpan di tempat yang aman. Hal ini juga dapat mengurangi resiko data dicuri.
Memang tidak semudah yang dibayangkan jika harus menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di Indonesia karena harus memperhatikan beberapa aspek seperti struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain. Selain itu, belum adanya dukungan penuh dari berbagai pihak dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen keperawatan ini.
Oleh karena itu, kita sebagai calon perawat harus memiliki pengetahuan yang baik tentang sistem informasi manajemen keperawatan dan mengikuti perkembangan dunia informatika atau teknologi keperawatan sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam dunia keperawatan menuju arah yang lebih baik lagi. Diharapkan dengan mengetahui sistem informasi manajeman keperawatan, kita juga mampu bersaing dengan perawat- perawat dari luar negeri dalam menghadapi era globalisasi.
Informatika keperawatan adalah upaya ilmiah multidisiplin untuk analisis, formalisasi, dan pemodelan cara perawat mengumpulkan dan mengelola data, memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan berbasis-pengetahuan dan inferensi bagi perawatan pasien, serta menggunakan pengetahuan empirik dan berdasarkan pengalaman ini untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas praktek profesional mereka (Goossen, 1996). Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999).
Menurut Kozier.E. (1990), pendokumentasian keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. Selain itu, dokumentasi keperawatan dapat menjadi bukti tentang tindakan yang telah dilakukan perawat pada pasien. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, dokumentasi keperawatan di beberapa rumah sakit di Indonesia masih mengalami beberapa hambatan karena pada umumnya masih menggunakan dokumentasi tertulis.
Dokumentasi tertulis ini memiliki beberapa kelemahan yaitu sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.( Hariyati, RT, 1999)
Dengan berbagai kelemahan dokumentasi tertulis seperti yang telah disebutkan diatas, pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan Sistem Informasi Keperawatan perlu diterapkan. Karena dapat membantu perawat dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih efektif, mudah, cepat dan data dapat tersimpan dengan aman dibandingkan dengan menggunakan dokumentasi tertulis. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya kemungkinan terburuk seperti kebakaran. Dokumentasi keperawatan tersebut ada back up datanya karena data tersebut dapat kita simpan di berbagai media seperti CD ROM, Flash disk, ataupun hard disk yang dapat disimpan di tempat yang aman. Hal ini juga dapat mengurangi resiko data dicuri.
Memang tidak semudah yang dibayangkan jika harus menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di Indonesia karena harus memperhatikan beberapa aspek seperti struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain. Selain itu, belum adanya dukungan penuh dari berbagai pihak dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen keperawatan ini.
Oleh karena itu, kita sebagai calon perawat harus memiliki pengetahuan yang baik tentang sistem informasi manajemen keperawatan dan mengikuti perkembangan dunia informatika atau teknologi keperawatan sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam dunia keperawatan menuju arah yang lebih baik lagi. Diharapkan dengan mengetahui sistem informasi manajeman keperawatan, kita juga mampu bersaing dengan perawat- perawat dari luar negeri dalam menghadapi era globalisasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar